Wawancara: @JRX_SID
oleh Alfred Pasifico — Oct 4, 2011
Ari
Astina atau Jerinx (JRX) bicara tentang kegelisahannya pada kondisi
lingkungan Bali, kritiknya pada ritual adat yang kehilangan esensi
pemeliharaan ekologi, dan kenangan masa kecilnya di Kuta yang dulu
masih indah.
Pada
20 Agustus 2011, akun twitter
@JRX_SID yang memiliki sekitar 118.600
follower menulis: “To all Balinese: Apa gunanya rajin sembahyang &
percaya konsep Tri Hita Karana jika diam saja melihat Bali
pelan-pelan dirusak? Hipokrit?”
Tidak sekali itu drummer
Superman Is Dead dan vokalis
Devildice ini
menulis
kritiknya tentang eksploitasi alam di Bali yang kian buruk
akhir-akhir ini. Dia juga rajin mengkritik rencana proyek Bali
International Park (BIP) di kawasan Bukit, Jimbaran. Proyek di atas
lahan telantar seluas 200 hektare ini dimaksudkan sebagai fasilitas
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC)
tahun 2013.
Bupati Badung belum menurunkan izin untuk mega proyek
yang harusnya mulai berjalan bulan Oktober ini. Sudah ada surat
Keputusan Presiden (Keppres) untuk memuluskan proyek ini dan
pemerintah pusat yang diwakili Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero
Wacik (yang orang Bali) mendesak proyek ini tetap akan berjalan.
Menurut Wacik, Bali masih kekurangan sarana konferensi tingkat
internasional. Padahal Nusa Dua sudah punya fasilitas dan
berpengalaman sebagai tuan rumah seperti KTT Perubahan Iklim tahun
2007.
JRX juga menulis perkara lingkungan dalam konteks yang
lebih kecil. Misalnya tentang program “Recycle Before Dishonor” dari
usahanya Rumble Cloth dan Rumble Shop. Toko Rumble di Ubud akan tidak
menyediakan kantong plastik untuk mendukung upaya menekan masalah
sampah plastik yang pelik di Bali.
Selama satu jam, JRX bicara
dengan Alfred Ginting di rumahnya di kawasan Sanur. Petang itu JRX di
cukup santai di tengah kesibukannya pengambilan gambar untuk film
“Description Without Place” yang disutradarai Richard Oh. Dalam film
itu JRX berperan sebagai pemuda Bali, sopir untuk Happy Salma,
pengusaha dari Jakarta yang ingin membuka pabrik air mineral di Bali.
“Saya
menerima tawaran peran itu karena suka ceritanya, cerita yang aneh.
Dan peran saya tidak menuntut saya jauh dari karakter saya yang
sebenarnya. Juga ada pesan ekologisnya,” kata JRX. Berikut petikan
wawancaranya:
0 Response to "Wawancara JRX dengan Akarumput.com"
Posting Komentar