Bawa Tuntutan Pemuda Desa Kuta, Jerinx Superman Is Dead Bicara di Simakrama Mangku Pastika
Maret 18, 2013
Add Comment
Pada simakrama Gubernur Bali Mangku Pastika yang berlangsung Sabtu, 16 maret 2013 hadir sejumlah anak muda. Mereka menyampaikan pendapat secara lugas, penuh percaya diri dan membawa materi yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang dihadapai Bali maupun seputar daerahnya. Acara yang berlangsung penuh keakraban, joke joke segar dan intelektual tersebut dibuka Mangku Pastika dengan bernyanyi tentang Bali yang ia sayangi.
Salah satu penanya adalah I Gede Ary Astina yang menyuarakan pendapat pemuda desa adat Kuta. Laki laki yang akrab dipanggil Jerinx ini datang dengan busana adat madya bersama sejumlah pengurus sekeha teruna teruni di Desa Adat Kuta.
Jerinx adalah drumer band Superman Is Dead (SID) yang merupakan band rock papan atas nasional. Kiprahnya di blantika musik saat ini, sangat dielu-elukan bila tampil di atas panggung di seluruh kota di Indonesia. Dengan bahasa yang sopan dan santun ia menjadi juru bicara membacakan 7 butir tuntutan.
Pertama, berharap adanya pemberdayaan pebisnis lokal. “Bisnis di Kuta sudah semakin dikuasai asing, sementara bisnis lokal semakin terpinggirkan. Kami menuntut pemerintah melakukan pembatasan investasi asing yang masuk ke Kuta,” sebut Jerinx.
Jerink Saat Membacakan 7 Tuntutan Pemuda Desa Adat Kuta (foto : twitter.com) |
Kedua, minta ada perbaikan mindset berpikir penegak hukum. “Aparat kurang serius dalam mengedepankan kenyamanan warga dan lebih bertindak pada hal-hal yang lebih menguntungkan diri sendiri,” tegasnya. Sebagai gerbang pariwisata Bali, sudah seharusnya Kuta mendapat pengamanan ekstra. Namun ia melihat hal itu masih jauh dari impian. “Kami anak-anak muda dan warga yang malah diserahkan menjaga desa kami sendiri, kapan bisa bersaing dengan bisnis asing jika setiap malam kita ditugaskan menjaga keamanan,” katanya.
Ketiga, Jerinx menuntut agar memberlakukan waktu operasional diskotek, kafe dan pub di Kuta agar sudah tutup maksimal pukul 02.00 WITA. “Kuta juga adalah desa yang butuh istirahat dengan tenang. Kami menuntut pemerintah bertindak tegas kepada diskotek yang memperlakukan peraturan peraturan yang diskriminatif terhadap WNI,” imbuh Jerinx.
Keempat, ia minta pemerintah untuk memfilterisasi wisatawan. “Karena citra pariwisata kita yang semakin murah, maka turis yang datang ke Kuta semakin tak terkendali perilakunya. Sudah banyak tindak memalukan yang dilakukan turis tersebut. Efeknya adalah, pemberitaan internasional mencitrakan Bali, khususnya Kuta merupakan pulau di mana setiap orang bisa melakukan apa saja dengan bebas,” terang dia.
“Kami menuntut pemerintah membuat sistem baru filterisasi turis asing yang masuk ke Bali. Tujuannya agar Bali ini tidak dibilang murah dan diobral. Jika dibiarkan dikhawatirkan terjadi kasus rasialisme ke depannya,” tegas pria yang penuh dengan tatto itu.
Kelima, Jerinx berharap adanya pembatasan kendaraan di Kuta. “Kuta sudah sangat semrawut dalam hal transportasi. Rental motor harus ditindak yang memberikan kendaraan kepada turis yang tidak tahu etika berlalulintas di Bali. Seringkali ini dibiarkan agar aparat hukum dapat mengambil keuntungan disana,” terang dia.
Jerinx juga menyoroti banyaknya taksi yang berkeliaran di desa kelahirannya itu. “Taksi yang beroperasi di Kuta juga tolong dibatasi, karena taksi menjadi sumber kemacetan di daerah kami,” sebut Jerinx.
Keenam, ia meminta agar gubernur mampu mewujudkan agar orang Bali dapat mempertahankan harga dirinya. “Kami menuntut pemerintah agar mengedukasi warga agar tidak menjadi budak pariwisata. Hal ini bisa dilakukan dari kurikulum sekolah sekolah agar Bali melahirkan tenaga kerja pariwisata yang cerdas, berani bersaing dan tidak minder melihat warga asing. Harus digarisbawahi, turis yang lebih memerlukan Bali, bukan Bali yang harus mengemis kepada turis. Dengan harga diri yang terjaga, rasa hormat dan apresiasi akan datang dengan sendirinya. Mental budak harus dihapuskan,” ujarnya.
Ketujuh, Jerinx mengkritisi soal tata bangunan di Kuta. Menurutnya, banyak pembangunan di Kuta yang merugikan masyarakat sekitar. “Pemerintah sangat mudah memberikan izin pendirian hotel. Ini yang sangat mengganggu warga Kuta. Kami menuntut pemerintah membatasi pembangunan yang ada di Kuta dan menegakkan perda yang kami tahu 30 persen harus berarsitek Bali,” tuntut Jerinx.
Mangku Pastika dan Jerink SID (foto : twitter.com) |
Mangku Pastika membenarkan apa yang disampaikan Jerinx. “Memang Kuta ini sudah berubah. Saya kalau jalan di sana merasa seperti bukan di Kuta. Saya tidak merasa di Bali. Saya merasa entah berada di dunia mana. Sudah berubah sekali Kuta itu,” ucap Pastika.
“Tapi ini seratus persen kewenangan Pak Bupati. Tapi saya akan tindaklanjuti. Saya tidak boleh lepas tangan. Saya sudah mengirim surat ke BKPM agar ada moratorium izin pembangunan hotel di Bali selatan. Tapi kewenangan membuat IMB tidak pada saya. Itu seperti jamur di musim hujan,” tambah mantan Kapolda Bali itu.
Pastika mengkhawatirkan terjadinya perang harga seiring maraknya pembangunan hotel di kawasan Bali selatan, khususnya di Kuta. “Sebenarnya sudah over suplay. Itu data PHRI. Tapi dikeluarkan terus dan orang berminat terus untuk bikin hotel,” kata Pastika.
Ia berharap ada kajian serius atas hal itu. Sebabnya, dalam konteks logika ekonomi, di mana harga tanah di Kuta yang semakin malah, sementara hotel terus berjamuran, maka kamar-kamar akan dijual murah. “Kenapa itu terus terjadi. Kalau diliat dari harga tanah, biaya operasional, itu hitung-hitungannya tidak nyambung. Ini fenomena yang perlu penelitian lebih jauh,” imbuhnya.
“Sekarang harga kamar Rp200-300 ribu bisa dapat. Saya sedang mengusulkan standarisasi harga hotel. Kelas I harganya sekian. Kelas II sekian dolar. Caranya bagaimana, pajaknya dari situ diambil. Pokoknya kalau kamar terisi, 10 persen dari harga kamar pajaknya. Harus dipaksa. Di negara lain sudah berlaku itu. Ini cara reformasi di bidang PHR,” tutur Pastika.
Soal pariwisata Bali yang dijual murah bahkan diobral, Pastika juga mengamini Jerinx. “Turis asing yang datang ke Kuta itu banyak plato alias pelayan toko. Saya ke Perth, Australia. Pelayan toko ada yang mengenali saya. Saya tanya dari mana Anda kenal saya. Dia bilang, saya kerja tiga bulan, sebulan berlibur ke Bali. Tinggal di Kuta, makannya nasi bungkus,” kata dia.
Jika demikian tamu yang datang ke Bali, Pastika meyebut tak menutup kemungkinan mereka akan berbuat onar. “Nanti kerjanya di Kuta nge-drugs, minum-minum. Nanti saya teruskan ini. yang Anda tulis dan sampaikan ini benar semua. 100 persen benar,” tutup Pastika.
Lewat Twitter
Saat ditemui usai simakrama Jerinx mengatakan bahwa apa yang disampaikan tentang kondisi Kuta dibenarkan oleh gubernur Mangku Pastika, dan karena itu bukan kewenangan gubernur, maka gubernur akan menyurati bupati Badung, kapolda Bali serta instansi terkait, “Gubernur telah menyatakan setuju di depan seluruh hadirin masyarakat dan media. Itulah yang kami inginkan dan kami akan tunggu tindakan pemerintah terkait hal ini,” ujar Jerinx yang sudah sempat roadshow dengan SID ke sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat.
Jerinx menambahkan bahwa simakrama seperti ini sangatlah bagus dan efektif dalam rangka menjaring inspirasi dan aspirasi masyarakat bali. “Namun tentu masyarakat juga harus bijak memaknai jawaban dari pemerintah,” ujar Jerinx yang mengaku butir butir pernyataannya itu digodok oleh perwakilan pengurus sekeha teruna di kuta.
Saat acara simakrama Jerinx membawa seperangkat alat untuk mendokumentasikan aspirasi yang diajukan terkait permasalah yang ada di desa kuta dan mendokumentasikan jawaban dari gubernur bali sebagai perwakilan dari pemerintah provinsi bali.
Jerinx hadir simakrama lewat komunikasi antara akun twitternya @JRX_SID dengan akun twitter @mangku_pastika yang dikelola admin resmi.
Sumber www.metrobali.com
Cek webisetnya, www.mademangkupastika.com
Like fanpagenya, www.facebook.com/imademangkupastika.com
Follow twitter www.twitter.com/mangku_pastika
0 Response to "Bawa Tuntutan Pemuda Desa Kuta, Jerinx Superman Is Dead Bicara di Simakrama Mangku Pastika"
Posting Komentar